Gaya Hidup

Toxic Relationship, 6 Dampak Buruknya

Toxic Relationship

Toxic Relationship adalah hubungan tidak sehat yang bersifat seperti racun. Di sebut beracun, karena toxic relationship menyebabkan dampak buruk pada orang yang mengalaminya.

Menurut psikolog Vania Susanto, dampak hubungan toxicf semua bersifat negatif dan tidak ada yang positif. “Toxic relationship berdampak negatif, baik secara fisik ataupun emosional pada yang mengalaminya,” ujar Vania dalam Webinar Psikologi Bangkit dari Toxic Relationship: Langkah Menuju Hubungan Sehat.

Baca juga : PUBG Mobile x Tekken 8, Nostalgia Game Klasik dengan Kolaborasi Epik

Dampak Buruk Toxic Relationship

Setidaknya ada enam dampak buruk hubungan toxic menurut Vania Simak penjelasannya.

1. Munculnya kekerasan

Toxic relationship membuat pelakunya merasa memiliki kontrol atau kuasa terhadap pasangannya. Hal ini dapat menyebabkan munculnya kekerasan dalam hubungan.

“Kekerasan dapat menyebabkan dampak fisik seperti cedera dan luka, juga dampak emosional sampai ke tingkat trauma,” jelas Vania. Biasanya tidak hanya sekali terjadi, tetapi berulang kali dan terus menimbulkan dampak buruk.

“Kekerasan tidak hanya fisik tapi juga secara verbal, seperti mengejek dan menghina pasangan,” ugkap Vania.

2. Emosi yang tidak stabil

Toxic relationship dapat membuat emosi korbannya menjadi tidak stabil. Karena emosinya tergantung pada bagaimana pasangan memperlakukannya. “Sedangkan, pelaku hubungan toxic memiliki kecenderungan untuk berubah sangat cepat dan tidak dapat di tebak,” jelas Vania.

Misalnya, perlaku tiba – tiba bombing sehingga korban merasa bahagia. Tetapi pelaku bisa tiba – tiba marah, sehingga korban merasa takut. Dan juga dapat tiba – tiba berlaku positif, sehingga kita merasa tertekan.

3. Selalu merasa bersalah

“Korban toxic relationship selalu merasa bersalah karena pasangan kerap bertindak manipulatif,” ujar Vania.

Misalnya, pasangan menuduh bahwa kita sudah tidak menyayanginya, karena menolak permintaannya. Dengan begitu, kita merasa bersalah pada sesuatu yang sebenarnya bukan salah kita.

4. Menutup diri

Toxic juga bisa membuat kita menarik diri dari orang lain, selain pasangan. Misalnya menjauhkan diri dari orangtua, teman, dan rekan kerja.

“Kita menutup diri karena merasa hanya pasangan kita yang bisa mengerti,” jelas Vania.

Sehingga, kita menghabiskan sebagian besar waktu bersama dengan pasangan kita menghabiskan sebagian besar waktu bersama dengan pasangan dan menjauh dari kehidupan sosial.

5. Merasa insecure

“Korban toxic relatioship kerap menjadi insecure atau tidak percaya diri,” jelas Vania.

Karena pasangannya kerap memadangnya dengan rendah, mengambil kontrol atas keputusannya, kerap mengkritik dan menghinanya. Hal itu membuat korban merasa rendah diri juga tidak pantas di cintai.

6. Stres dan kecemasan

Dampak – dampak buruk toxic membuat korbannya merasa tertekan dan stres. Ia kerap merasa cemas, karena bergantung pada pasangannya yang kerap berubah dan menyakitinya.

Stres berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi, cemas berlebih, dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Hi, I’m admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *