Gaya Hidup

7 Kebiasaan Buruk yang Tanpa Sadar Merusak Keuangan Pribadi

Kebiasaan Buruk yang Tanpa Sadar – Mengatur keuangan pribadi seharusnya menjadi prioritas bagi siapa pun, tak peduli berapa pun penghasilan yang di miliki. Namun, banyak orang yang merasa penghasilannya “selalu kurang” padalah sumber masalahnya bukan terletak pada jumlah uang yang di miliki, melainkan kebiasaan buruk yang tanpa sadar merusak kondisi keuangan mereka sendiri. Berikut ini pembahasan 7 kebiasaan buruk yang sering di lakukan tanpa di sadari, dan berdampak merusak kondisi keuangan mereka sendiri.

 1. Tidak Mencatat Pengeluaran Harian

Banyak orang meremehkan pentingnya mencatat pengeluaran harian. Padahal, tanpa catatan yang jelas, sulit mengetahi ke mana saja uang Anda mengalir. Akibatnya, pengeluaran kecil yang di lakukan berulang kali bisa menumpuk dan menguras tabungan tanpa terasa. Misalnya, membeli kopi Rp20.000 setiap hari kerja mungkin terlihat sepele, tetapi dalam sebulan bisa mencapai Rp400.000 atau lebih.

 2. Belanja Karena Emosi (Emotional Spending)

Saat merasa stres, sedih, atau bahkan terlalu senang, banyak orang melampiaskan perasaanya dengan belanja. Ini disebut emotional spending, dan tapa di sadari, bisa sangat berbahaya bagi keuangan. Barang-barang yang di beli sering kali tidak benar-benar di butuhkan, dan hanya menjadi tumpukan di rumah.

baca Juga: 7 Kuliner Khas Sumatra Barat yang Melegenda dan Wajib Dicoba!

 3. Mengandalkan Kartu Kredit untuk Kebutuhan Sehari-hari

Kartu kredit bisa menjadi alat pembayar yang bermanfaat, asal di gunakan dengan bijak. Sayangnya, banyak orang justru menggunakan kartu kredit untuk membayar kebutuhan rutin seperti makan, transportasi, hingga hiburan. Jika tidak mampu melunasi tagihan penuh setiap bulan, bunga kartu kredit yang tinggi bisa menumpuk dan membuat utang jadi tidak terkendali.

 4. Tidak Memiliki Dana Darurat

Dana darurat adalah salah satu pondasi dalam perencanaan keuangan. Tanpa dan ini, kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau biaya rumah sakit bisa memaksa Anda berutang. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap remeh pentingnya dana darurat.

Idealnya, dana darurat yang di miliki adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan. Mulailah menabung sedikit demi sedikit dan simpan dalam rekening terpisah agar tidak muadh tergoda untuk menggunakannya.

 5. Tidak Menabung atau Investasi Secara Rutin

Menabung atau berinvestasi bukanlah sesuatu yang di lakukan kalau “ada sisa” dari pengeluaran. Justru sebaliknya, tabungan dan investasi harus jadi prioritas. Banyak orang menunda menabung karena merasa penghasilan mereka belum cukup, padahal menabung bisa di mulali dari jumlah kecil asalkan konsisten.

Cobalah metode “bayar diri sendiri dulu” (pay yourself first), yaitu dengan menyisihkan tabungan/investasi di awal sebelum membelanjakan sisanya.

 6. Gaya Hidup Konsumtif Demi Penampilan

Gaya hidup konsumtif seperti membeli gadget terbaru, pakaian bermerek, atau nongkrong di tempat hits memang bisa memberikan kepuasan sesaat. Tapi jika di lakukan terus-menerus hanya demi gengsi dan penampilan, Anda bisa terjebak dalam “jebakan sosial” yang memiskinkan seacara perlahan.

Belajarlah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tidak perlu selalu ikut tren. Fokuslah pada apa yang benar-benar bermanfaat untuk kehidupan dan masa depan Anda.

 7. Tidak Membuat Anggaran Bulanan

Tanpa anggaran bulanan, Anda akan cenderung mengguanakan uang secara asal. Akibatnya uang habis sebelum waktunya dan kebutuhan penting bisa terlupakan. Anggaran membantu mengarahkan pengeluaran sesuai prioritas, dan membantu menghindari pemborosan.

Luangkan waktu di awal bulan untjuk membuat anggaran. Alokasikan dana untuk kebutuhan pokok, tabungan, dana darurat, hiburan, dan lainnya sesuai kemampuan. Dengan perencanaan, pengeluaran menjadi lebih terkontrol.

Hi, I’m admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *